Marwa Al-Sharbini, sang Martir Jilbab





Mungkin banyak kita yang belum tahu....
Marwa Al-Sharbini
Marwa Al-Sharbini, seorang ibu satu anak yang sedang mengandung hampir 4 bulan.
Siapakah Ia?
Ia hanyalah seorang wanita biasa, berumur 33 tahun, beragama Islam dan memakai Jilbab.
Kesehariannya ia tidak terlalu banyak berbicara, namun tetap merupakan sosok ramah.
Ia bekerja di University Hospital Dresden dan suaminya (Elwi Ali-Okaz) adalah seorang Doktor di Max Planck Institute for Molecular Cell Biology and Genetics.
Tapi apa boleh buat, keramahannya tidak dapat membendung kebencian sorang Pria warga German (Alex Wiens) yang “Anti-Islam”.
Marwa Al-Sharbini meninggal akibat ditikam sebanyak 18 kali dengan pisau sepanjang 18 cm oleh seorang pemuda
Jerman keturunan Rusia yang Islamphobia (Anti Islam dan Muslim).
kematiannya benar2 luput dari Media Dunia (Atau sebagian kalangan menyatakan bahwa sengaja di tutupi,
karena di German sendiri hanya beberapa media saja yang menayangkan beritanya, itupun hanya sekilas bukan sebagai topik utama).
Marwa Al-Sharbini
Selain itu berita kematian Wanita hebat ini tertutupi oleh berita Michael Jackson.


Padahal sebenernya kisah wanita ini jauh lebih tragis.
Penyebabnya sendiri masih ambigu, lebih tepatnya tidak masuk akal. Wanita ini sebelumnya kerap di ganggu dan dilecehkan oleh Pria German ini, sering Marwa disebut teroris karena jilbabnya, bahkan pernah sewaktu kali pria ini menerjang ia dan berusaha untuk membuka jilbab wanita ini. Suami Marwa sendiri tidak luput dari gangguan Pria ini, konon suaminya sudah 3 kali di ganggu Pria ini.
Maka dengan Alasan itu Marwa Al-Sarbini kemudian mengajukan tuntutan yang memperkarakan mengenai gangguan keamanan, pelecehan agama, dan tindakan tidak senonoh didepan anak kecil” di sidangkan di Dresden, German.
Namun Tanpa diduga, disaat persidangan berlangsung, tersangka dengan melanggang bebas, kemudian menikam Marwa Al-Sarbini saat ia akan keluar ruang sidang. Sebagai seorang suami dengan refleks berusaha melindungi sang istri, ia pun tak dapat mendhindari tikaman dari Alex Wiens sebanyak 16 kali di daerah leher, tangan dan sekitar tubuh, malangnya lagi karena sang suami malah ditembak oleh polisi sidang (Polisi kemudian beralasan bahwa insiden tersebut adalah salah tembak).
Pada saat itu juga Marwa El-Sherbini meninggal di tempat, sementara suaminya sendiri selamat dan dibawa ke Rumah Sakit, walau sempat dalam keadaan kritis.



Ketika di sidang itu Alex Wiens minta agar ia di bunuh saat itu juga, namun petugas menangkapnya. Tidak beberapa lama kemudian Suami Marwa mengajukan sidang tuntutan atas Pembunuhan kepada Alex Wiends. Namun pengacara dan beberapa pembela Alex Wirnds mengungkapkan bahwa Alex menderita “Paranoid sindrom”, selain itu ia juga menderita “schizophrenia” (Ia adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra).).
Setelah menelan waktu cukup panjang, akhirnya hakim memutuskan bahwa Alex wiens bersalah, dan ia pun dijatuhkan hukuman penjara (sampai saat ini belum diketahui berapa tahun ia akan di penjara).